Archive for June 2016



Praktikum Respirasi
I. Tujuan Percobaan

1. Mempelajari pernapasan hewan
2. Melihat faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kebutuhan oksigen pada hewan pada saat pernapasan

II. Dasar Teori
Insecta (Serangga) bernapas dengan menggunakan tabung udara yang disebut trakea. Udara keluar masuk ke pembuluh trakea melalui lubang-lubang kecil pada eksoskeleton yang disebut stigma atau spirakel. Stigma dilengkapi dengan bulu-bulu untuk menyaring debu. Stigma dapat terbuka dan tertutup karena adanya katup-katup yang di atur oleh otot. Tabung trakea bercabang-cabang ke seluruh tubuh. Cabang terkecil berujung buntu dan berukuran kurang lebih 0,1 nano meter. Cabang ini disebut trakeolus (berisi udara dan cairan). Oksigen larut dalam cairan ini kemudian berdifusi ke dalam sel-sel di dekatnya. Jadi, pada Insecta, oksigen tidak diedarkan melalui darah, tetapi melalui trakea.
Faktor yang mempengaruhi laju konsumsi oksigen antara lain adalah temperatur suhu cuaca. Jika temperatur suhu cuacanya tidak teratur bisa mempengaruhi laju konsumsi oksigen semakin banyak atau tidaknya. Faktor spesies hewan, jika menguji pernapasan pada hewan yang lebih besar pasti membutuhkan lebih banyak laju mengkonsumsi oksigen. Faktor ukuran badan, jika hewan berukuran kecil pasti tidak banyak membutuhkan oksigen dan jika ukuran badan hewannya besar pasti membutuhkan oksigen yang banyak. Dan faktor aktivitasnya, semua makhluk hidup jika aktivitasnya banyak pasti membutuhkan banyak oksigen juga sama seperti halnya pada hewan jangkrik .
Serangga mempunyai alat pernapasan khusus berupa system trachea yang berfungsi untuk mengengkut dan mngedarkan O2 ke seluruh tubuh serta mengangkut dan mengeluarkan CO2 dari tubuh. Trachea memanjang dan bercabang-cabang menjadi saluran hawa halus yang masuk ke seluruh jaringan tubuh oleh karena itu, pengangkutan O2 dan CO2 dalam system ini tidak membutuhkan bantuan sitem transportasi atau darah.
Udara masuk dan keluar melalui stigma, yaitu lubang kecil yang terdapat di kanan-kiri tubuhnya. Selanjutnya dari stigama, udara masuk ke pembuluh trachea yang memanjang dan sebagian ke kantung hawa. Pada serangga bertubuh besar terjadinya pengeluaran gas sisa pernafasan terjadi karena adanya pengaruh kontraksi otot-otot tubuh yang bergerak secara teratur.
Metode Winkler merupakan suatu cara untuk menentukan banyaknya oksigen yang terlarut di dalam air. Dalam metode ini, kadar Oksigen dalam air ditentukan dengan cara titrasi. Titrasi merupakan penambahan suatu larutan yang telah diketahui konsentrasinya (larutan standar) ke dalam larutan lain yang tidak diketahui konsentrasinya secara bertahap sampai terjadi kesetimbangan. Dengan metode Wingkler, kita dapat mengetahui banyaknya oksigen yang dikonsumsi oleh hewan air seperti ikan.
Respirometer Scholander digunakan untuk mengukur laju konsumsi oksigen hewan-hewan seperti katak atau mencit. Alat ini terdiri atas syringe, manometer,tabung spesimen, dan tabung kontrol.

III. Alat dan Bahan
1. Respirometer sederhana
2. 3 ekor jangkrik
3. Timbangan
4. Kapas
5. Kristal NaOH 6. Pipet
7. Eosin
8. Vaselin

Cara kerja


Siapkan alat dan bahan dan susunlah instrumen seperti gambar di atas, caranya sebagai berikut:







  • Bungkus Kristal KOH/NaOH dengan kapas, kemudian masukkan ke dalam tabung respirometer

    1. Kemudian masukkan jangkrik yang sudah ditimbang ke dalam tabung respirometer
    2. Tutup tabung respirometer kemudian sambungan penutupnya diberi plastisin agar tidak ada udara yang masuk dan keluar
    3. Tetesi eosin pada ujung pipa respirometer dengan menggunakan pipet tetes secukupnya
    4. Ukur pergerakan eosin dengan menggunakan stopwatch secara berkala (2 menit, 4 menit, 6 menit, 8 menit, 10 menit)

    a. Membungkus Kristal NaOH dengan kapas atau tissue, lalu memasukkan dalam
    tabung respirometer.
    b. Memasukkan jangkrik yang telah ditimbang beratnya ke dalam botol
    respirometer, kemudian menutup dengan pipa berskala.
    c. Mengoleskan vaselin pada celah penutup tabung.
    d. Menutup ujung pipa berskala dengan jari kurang lebih 1 menit, kemudian
    melepaskan dan memasukkan setetes eosin dengan menggunakan pipet.
    e Mengamati dan mencatat perubahan kedudukan eosin pada pipa berskala setiap 2
    menit selama 10 menit.
    f. Melakukan percobaan yang sama (langkah a sampai dengan e) menggunakan
    jangkrik lainnya dengan ukuran yang berbeda.
    V. Hasil Pengamatan
    No. Berat tubuh jangkrik Skala Kedudukan Eosin (mL)
    2 menit 4 menit 6 menit 8 menit 10 menit
    1 0,6 gram 0,40 0,69 0,85 - -
    2 0,8 gram 0,46 0,74 - - -
    3 0,8 gram 0,30 0,50 0,66 0,77 0,88
     Rata-rata kecepatan pernapasan jangkrik ke 1 = (0,40+0,69+0,85) : 3
    = 0,64 ml/2menit = 0,32 ml/menit
     Rata-rata kecepatan pernapasan jangkrik ke 2 = (0,46+0,74) : 2
    = 0,60 ml/2menit = 0,30 ml/menit
     Rata-rata kecepatan pernapasan jangkrik ke 3 = (0,30+0,50+0,66+0,77+0,88) : 5
    = 0,622 ml/2menit = 0,311 ml/menit

    Pembahasan:

    Dalam teori, berat badan jangkrik mempengaruhi laju pernapasan jangkrik. Semakin berat jangkrik semakin cepat pula laju pernapasannya. Namun dalam percobaan yang kami lakukan, pada jangkrik ke 2 dan ke 3 yang memiliki berat sama besar yaitu 0,8 gram, laju pernapasan jangkrik ke 3 sampai skala 0,88 pada menit ke 10, sedangkan jangkrik ke 2 yang beratnya sama justru telah sampai skala 0,74 pada menit ke 6. Sedangkan jangkrik pertama yang beratnya paling ringan justru laju pernapasannya lebih cepat dari jangkrik ke 3, yaitu melampaui batas skala pada menit ke 6. Hal ini mungkin disebabkan karena aktivitas jangkrik yang berbeda. Dari yang kami amati saat percobaan, jangkrik ke 2 lebih aktif daripada jangkrik ke 3. Ini membuktikan bahwa aktivitas juga mempengaruhi laju pernapasan.



    Praktikum Respirasi

    LAPORAN PRAKTIKUM.
    Mata Praktikum                         : Biologi
    Materi                                       : Sistem Ekskresi Manusia
    I.Pendahuluan

    1. A.     Latar belakang
    Setiap harinya ginjal manusia bekerja menyaring darah dan menghasilkan urin. Jumlah Urin yang dihasilkan setiap manusia berbeda-beda tergantung dari jumlah air yang dikonsumsi, suhu serta tekanan yang dialami seseorang. Dalam kehidupan sehari-hari kita mengetahui bahwa urin manusia rata-rata berwarna kekuningan dan sedikit berbau. Nantinya didalam laporan ini akan dijelaskan apa saja yang terkandung didalam urine manusia ,dan didalam percobaan kali ini kita akan mengetahui ada atau tidaknya kandungan Glukosa, Protein dan endapan klorida dalam urin, Nantinya dari beberapa uji tersebut kita mengetahui tingkat kesehatan ginjal seseorang.
    1. B.     Tujuan
      1. Untuk mengenal bau Amonia
      2. Menentukan pH suatu urin
      3. Mengetahui ada/tidak Glukosa di dalam urin
      4. Mengetahui ada/tidak Protein di dalam urin
      5. Mengetahui ada/tidak endapan klorida di dalam urin

      II.Materi Pokok
      Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Pengeluaran urin diperlukan untuk mem-buang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Secara umum urin berwarna kuning. Urin encer warna kuning pucat (kuning jernih), urin kental ber-warna kuning pekat, dan urin baru / segar berwarna kuning jernih. Urin yang didiamkan agak lama akan berwarna kuning keruh. Urin berbau khas jika dibiarkan agak lama berbau Amonia. pH urin berkisar antara 4,8 – 7,5, urin akan menjadi lebih asam jika mengkonsumsi banyak protein,dan urin akan menjadi lebih basa jika mengkonsumsi banyak sayuran. Berat jenis urin 1,002 – 1,035.
      Secara kimiawi kandungan zat dalan urin diantaranya adalah sampah nitrogen (ureum, kreatinin dan asam urat), asam hipurat zat sisa pencernaan sayuran dan buah, badan keton zat sisa metabolisme  lemak, ion-ion elektrolit (Na+, Cl, K+, Amonium, sulfat, Ca2+ dan Mg2+), Hormone, zat toksin (obat, vitamin dan zat kimia asing), zat abnormal (protein, glukosa, sel darah Kristal kapur dsb).
      Interpretasi warna urin dapat menggambarkan kondisi kesehatan organ dalam seseorang.
      a. Keruh, Kekeruhan pada urin disebabkan adanya partikel padat pada urin seperti bakteri, sel epithel, lemak, atau Kristal-kristal mineral.
      b. Pink, merah muda dan merah. Warna urin seperti ini biasanya disebabkan oleh efek samping obat-obatan dan makanan tertentu seperti Bluebery dan gula-gula, warna ini juga bisa digunakan sebagai tanda adanya perdarahan di system urinaria, seperti kanker ginjal, batu ginjal, infeksi ginjal, atau pembengkakkan kelenjar prostat.
      c. Coklat muda seperti warna air teh, warna ini merupakan indikator adanya kerusakan atau gangguan hati seperti hepatitis atau sirosis.
      d. Kuning gelap, Warna ini disebabkan banyak mengkonsumsi vitamin B kompleks yang banyak ter-dapat dalam minuman berenergi.
      III.Metode Praktikum dan Pembahasan
        Alat dan bahan             :
      1. 6 buah tabung reaksi
      2. Pembakar(Bunsen)
      3. Penjepit tabung reaksi
      4. Kertas Lakmus(Indikator Universal)
      5. Biuret
      6. Benedict
      7. Larutan AgNO3
      8. 5 Pipet Pasteur
      9. Kertas polos(putih)
      10. 3 sampel urin
      Cara kerja        :
      1.Uji pH urin
                              1.Masukkan sampel urin A,urin B,urin C kedalam tempat yang berbeda sebanyak 1 cm
                              2.Celupkan kertas lakmus(Indikator Universal) kedalam urin
                              3.Tunggu selama ±5 menit
                              4.Cocokkan perubahan warna kertas indikator dengan warna standart pH
                              5.Catat hasil pengamatan.
       2.Uji kandungan Amonia
                              1.Masukkan sampel urin A,urin B,dan urin C kedalam tabung reaksi sebanyak 1 Cm
                              2.Panaskan diatas api Bunsen,sambil digoyang-goyangkan
                              3.Setelah timbul gelembung kecil pada urin,segera jauhkan dari api Bunsen
                              4.Cium aromanya
                              5.Catat hasil pengamatan
      3.Uji kandungan Glukosa
                              1.Masukkan sampel urin A,urin B,dan urin C kedalam tabung reaksi sebanyak 1 Cm
                              2.Teteskan Benedict kedalam tabung reaksi sebanyak 5-10 tetes
                              3.Panaskan diatas api Bunsen,sambil digoyang-goyangkan
                              4.Setelah timbul gelembung kecil pada urin,segera jauhkan dari api Bunsen
                              5.Amati warna urin di dalam tabung reaksi
                              6.Catat hasil pengamatan
                4.Uji kandungan Protein
                                     1. Masukkan sampel urin A,urin B,dan urin C kedalam tabung reaksi sebanyak 1 Cm
                                     2. Teteskan Biuret kedalam tabung reaksi sebanyak 5-10 tetes
                                     3. Goyang-goyangkan tabung reaksi di depan kertas putih
                                     4.Amati perubahan warna yang terjadi
                                     5. Catat hasil pengamatan
                 5.Uji kandungan klorida
                                     1. Masukkan sampel urin A,urin B,dan urin C kedalam tabung reaksi sebanyak 1 Cm
                                     2. Teteskan larutan AgNOkedalam tabung reaksi sebanyak 5-10 tetes
                                     3. Goyang-goyangkan tabung reaksi
                                     4. Amati perubahan warna yang terjadi,adanya endapan warna putih/bening menunjukkan bahwa adanya klorida radikal di dalam urin
                                     5. Catat hasil pengamatan

    Tabel Hasil Pengamatan   :
    1. Uji pH
    Sampel Urine
    Nomor pH
    Urine A
    8
    Urine B
    8
    Urine C
    8
    1. Uji Glukosa
    Sampel Urine
    Perubahan Warna setelah ditetesi Benedict (7 tetes) & dipanaskan
    Urine A
    Agak Kehijauan
    Urine B
    Tidak Berubah Warna
    Urine C
    Tidak Berubah Warna
    1. Uji Amoniak
    Sampel Urine
    Aroma setelah dipanaskan
    Urine A
    Pesing +++
    Urine B
    Pesing +
    Urine C
    Pesing ++
    1. Uji Protein
    Sampel Urine
    Perubahan Warna setelah ditetesi Biuret (7 tetes)
    Urine A
    Coklat Kekuningan
    Urine B
    Tidak Berubah Warna
    Urine C
    Tidak Berubah Warna
    1. Uji Klor
    Sampel Urine
    Perubahan Warna setelah ditetesi AgNO3 (7 tetes)
    Urine A
    Putih +++
    Urine B
    Putih++
    Urine C
    Putih+
                Pertanyaan   :
    1. Jelaskan apakah Urine yang kamu amati normal atau tidak !
    Jawab   : Menurut pengamatan yang telah kami lakukan, Yang pertama menguji bau amoniak dari hasil penguraian urea dalam urin. Yaitu dengan memanaskan terlebih dahulu sampai mendidih kemudian diketahui bagaimana baunya, ternyata setelah dilakukan uji, urin tersebut berbau pesing, Yang kedua yaitu menguji kandungan protein dalam urin, dengan menggunakan larutan biuret 7 tetes dan membiarkan selama 5 menit, semula warna pada urin yaitu kuning setelah diberi biuret dan dibiarkan selama 5 menit ternyata perubahan warna yang terjadi yaitu tetap kuning dan tidak terjadi endapan/berubah warna menjadi ungu , berarti dapat diketahui bahwa urin tersebut tidak mengandung protein.            Kemudian yang ketiga yaitu menguji kandungan glukosa dalam urin, dengan menambahkan 7 tetes larutan benedict dan memanaskan hingga mendidih, warna mula mula pada urin yaitu kuning dan setelah di panaskan warna urin berubah menjadi kuning kehijauan, dan tidak terjadi endapan/berubah menjadi warna merah bata, dari hal itu dapat diketahui bahwa urin tersebut tidak mengandung glukosa Dan uji yang terakhir yaitu menguji kandunga klorida dalam urin, dilakukan dengan menambahkan 7 tetes larutan AgNO3 ,kemudian melihat hasilnya, dan hasil yang diperoleh yaitu bahwa warna urin berubah dari kuning menjadi putih, disebabkan karena urin tersebut mengandung garam. Dan terjadi endapan, endapan itu adalah endapan garam.
    Dari hasil pemeriksaan urin, diketahui bahwa tidak ada endapan pada uji glukosa, dan uji protein . Berarti urin yang kami amati adalah urine sehat/Normal dan tidak ada kelainan .
    1. Sebutkan Komposisi Urine yang normal   !
    Jawab :
    Komposisi
    Gram/24 Jam
    Air
    12,00-14,00
    Urea
    25,00-28,50
    Asam Urat
    0,6
    Kreatin
    1,5
    Ammonia
    0,7
    Asam Kipurat
    0,6
    Allantoin
    0,01
    Hidrat Arang
    0,9
    Asam Oksalat
    0,02
    Asam Laktat
    0,01
    Keton (aseton)
    0,01
    Asam Amino
    3,00
    Klorida
    12,00
    Alam Fosfat
    2,3
    Asam Sulfat
    1,8
    K+
    2,00
    Na+
    6
    Ca+
    0,2
    Mg2-
    0,2
    Fe3+
    0,01

    3. Bagaimana proses pembuatan urine?Jelaskan!
    Jawab   :
    1. 1.       Filtrasi (Penyaringan)
    Filtrasi terjadi di badan Malpighi yang di dalamnya terdapatglomerulus yang dikelilingi sangat dekat oleh kapsula Bowman dan menghasilkan urin primer (filtrate glomerulus).
    Proses filtrasi terjadi ketika darah yang mengandung air, garam, gula, urea dan zat-zat lain serta sel-sel darah dan molekul protein masuk ke glomerulus, tekanan darah menjadi tinggi sehingga mendorong air dan komponen-komponen yang tidak dapat larut, melewati pori-pori endotelium kapiler glomerulus, kecuali sel-sel darah dan molekul protein. Kemudian menuju membran dasar dan melewati lempeng filtrasi, masuk ke dalam ruang kapsula Bowman. Hasil filtrasi dari glomerulus dan kapsula Bowman disebut filtrat glomerulus atau urin primer. Urin primer ini mengandung: air, protein, glukosa, asam amino, urea dan ion anorganik. Glukosa, ion anorganik dan asam amino masih diperlukan tubuh.
    1. 2.       Reabsorbsi (Penyerapan Kembali) 
    Terjadi di tubulus kontortus proksimal dan lengkung Henle serta menghasilkan urin sekunder (filtrate tubulus). Proses tahap ini dilakukan oleh sel-sel epitelium di seluruhtubulus ginjal. Banyaknya zat yang direabsorpsi tergantung kebutuhan tubuh saat itu. Zat-zat yang direabsorpsi antara lain adalah: glukosa, asam amino, ion-ion Na+, K+, Ca, 2+, Cl-, HCO3-, dan HbO42-, sedangkan kadar urea menjadi lebihtinggi.
    Proses reabsorpsi : mula-mula urin primer masuk dari glomerulus ke tubulus kontortus proksimal, kemudian mulai direabsorpsi hingga mencapai lengkung Henle. Zat-zat yang direabsorpsi di sepanjang tubulus ini adalah glukosa, ion Na+, air, dan ion Cl-. Setiba di lengkung Henle, volume filtrat telah berkurang. Hasil tahap reabsorpsi ini dinamakan urin sekunder atau filtrat tubulus. Kandungan urin sekunder adalah air, garam, urea, dan pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin.
    1. 3.       Augmentasi (pengeluaran) 
    Terjadi di tubulus distal dan menghasilkan urin sesungguhnya. Proses Augmentasi : Urin sekunder masuk ke dalam tubulus kontortus distal, dalam tubulus kontortus distal, pembuluh darah menambahkan zat lain yang tidak digunakan dan terjadi reabsorbsi aktif ion Na+ dan Cl dan sekresi H+ dan K+. Di tempat sudah terbentuk urin yang sesungguhnya yang tidak terdapat glukosa dan protein lagi, selanjutnya akan disalurkan ke tubulus kolektivus ke pelvis renalis disini terjadi urin sesungguhnya. Dari kedua ginjal, urin dialirkan oleh pembuluh ureter ke kandung urin (vesika urinaria) kemudian melalui uretra, urin dikeluarkan dari tub
    1. 4.       Gangguan-gangguan apa saja yang bisa diamati berdasarkan pengamatan yang telah kamu lakukan?
    Jawab   :
    1. Glikosuria, ini disebabkan adanya kerusakan pada tabung ginjal.

    1. Diabetes Melitus (Kencing Manis), ditandai dengan adanya kandungan Glukosa di dalam Urine seseorang,yang apabila diuji menggunakan benedict akan menghasilkan warna merah bata ,disebabkan karena pankreas tidak menghasilkan atau
    hanya menghasilkan sedikit sekali insulin. Insulin adalah hormon yang mampu mengubah
    glukosa menjadi glikogen sehingga mengurangi kadar gula dalam darah. Selain itu, insulin
    juga membantu jaringan tubuh menyerap glukosa sehingga dapat digunakan sebagai
    sumber energi. Penyakit ini menyebabkan penderitanya sering buang air kecil, cepat haus
    dan lapar, serta menimbulkan masalah pada metabolism lemak dan protein.
    1. Sindroma Nefrotik dan FSGS(Focal Segmental Glomerulo Sclerosis),ditandai dengan adanya kandungan protein di dalam Urine sesorang,yang apabila diuji menggunakan biuret akan menghasilkan warna Ungu, Penyebab Sindroma Nefrotik 80 % disebabkan penyakit saringan ginjal (Glomerulo Nephritis), sedangkan 20% karena penyakit lain, antara lain Kencing Manis, Penyakit Lupus, Hepatitis dsb.
    1. Proteinuria. Kebocoran protein di urine yang terjadi melalui saringan ginjal bersifat nefrotoksis (“racun” terhadap ginjal) artinya secara bertahap akan merusak ginjal. Proteinuria ini merangsang proses inflamasi di pipa tubulus dan akhirnya membuat jaringan ginjal menjadi jaringan parut (fibrosis). Makin banyak proteinuria, makin berat proses kerusakannya.
    IV. KESIMPULAN
    Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan,maka dapat diambil beberapa kesimpulan,antara lain  
    1. Dapat diketahui kandungan zat yang terdapat dalam urine dengan melakukan uji amoniak, uji klorida, uji protein dan uji glukosa.
    2. Dari hasil uji kandungan urine, diketahui bahwa tidak ada endapan pada uji glukosa, dan uji protein , berarti urine itu sehat dan tidak ada kelainan.
    3. Proses pembentukan urine:
    • Filtrasi (Penyaringan) : Penyaringan darah di glomerulus
    terjadi di badan Malpighi yang di dalamnya terdapatglomerulus yang dikelilingi sangat dekat oleh kapsula Bowman.
    Menghasilkan urine primer/filtrate glomerulus.
    • Reabsorbsi (Penyerapan Kembali) : Penyerapan kembali zat-zat yang masih dibutuhkan oleh tubuh.
    Terjadi di tubulus kontortus proksimal dan lengkung Henle.
    Menghasilkan urine sekunder/filtrate tubulus.
    • Augmentasi (pengeluaran) : Penambahan zat-zat yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh.
    Terjadi di tubulus distal dan menghasilkan urin sesungguhnya.
    1. Unsur abnormal pada urine :
    • Protein: Proteinuria (albuminuria) yaitu adanya albumin dan globulin dalam urin dengan konsentrasi abnormal.
    • Glukosa: glukosuria tidak tetap dapat ditemukan setelah stress emosi (pertandingan atletik yang menegangkan), 15% kasus glikosuria tidak karena diabetes.
    1. Gangguan Pada GinjalBeberapa kelainan dan gangguan fungsi ginjal adalah sebagai berikut :
    • Nefritis : kerusakan pada glumerulus akibat alergi racun kuman, biasanya disebabkan oleh bakteri Steptococcus.
    • Albuminuria : ditemukannya albumin pada urin. Adanya albumin dalam urin merupakan indikasi adanya kerusakan pada membran kapsul endotelium.
    • Glikosuria : ditemukannya glukosa pada urin.
    • Hematuria : ditemukannya sel darah merah dalam urin.
    • Ketosis : ditemukannya senyawa keton di dalam darah.
    • Diabetes Insipidus : penyakit yang menyebabkan penderita mengeluarkan urin terlalu banyak. Penyebabnya adalah kekurangan hormon ADH.
    • Glikosuria, ini disebabkan adanya kerusakan pada tabung ginjal.
    • Diabetes Melitus (Kencing Manis), ditandai dengan adanya kandungan Glukosa di dalam Urine seseorang
    • Sindroma Nefrotik dan FSGS(Focal Segmental Glomerulo Sclerosis),ditandai dengan adanya kandungan protein di dalam Urine sesorang
    • Proteinuria. Kebocoran protein di urine yang terjadi melalui saringan ginjal bersifat nefrotoksis (“racun” terhadap ginjal)



      Sumber : https://blueiscoveringatlantis.wordpress.com/2013/09/27/laporan-praktikum-sistem-ekskresi-pada-manusia/

    Sistem Ekskresi Manusia

    - Copyright © WELCOME TO MY BLOG! - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -